mengelus memek ines

Bookmark and Share
Di perjalanan, kita mampir ke warung Sunda untuk mengisi perut. Jalan ke Sukabumi jelek kwalitasnya dan macet pula sehingga sampe Sukabumi sudah malem. Mereka langsung menuju ke Selabintana, "Kita nginep di Selabintana aja ya, adem", kata oom Odi. Di hotel, mereka membook 2 kamar yang ada connecting doornya. Makin jelaslah rencananya, mereka akan mengentoti aku bergantian. Aku sekamar dengan oom Odi, oom Dio di kamar sebelah. Oom Dio segera masuk kamar mandi, sementara aku rebahan saja di ranjang, napsuku makin berkobar karena ngebayangin sebentar lagi aku akan diantri mereka berdua. Oom Odi keluar dari kamar mandi hanya melilitkan anduk di pinggang saja, kelihatannya kontolnya menonjol, kayanya sih udah ngaceng berat. Dia duduk disebelahku di ranjang dan mencium pipiku. "Nes kita asik lagi ya", katanya merayu. "Iya oom, Ines juga udah kepingin ngerasaan kontol oom keluar masuk di memek Ines lagi", kataku. Tangannya mulai meremes toketku dari luar, kayanya dia udah gak tahan napsunya sehingga gak kasi kesempatan aku mandi lagi. Kupikir, ya abis dientot aja mandinya. Bajuku dibukanya sehingga aku hanya mengenakan bra dan celana jin saja. Tangannya kembali meremas2 toketku. Aku menggelinjang, nikmat. Dia langsung melepas kaitan braku sehingga terbukalah toketku, siap untuk diremas dan diemut lebih lanjut. Pentilku langsung menjadi sasaran, diemutnya sambil meremas toketku. "Nes, toketmu besar dan keras, napsuin deh", katanya sambil terus meremas dan mengisep pentilnya. Ritsluiting jinku dibukanya, aku mengangkat pantatku sedikit supaya dia bisa melepaskan jinku yang ketat. CD ku juga langsung dilepasnya sehingga aku sudah bertelanjang bulet. Jembutku yang lebat menjadi sasaran selanjutnya, kemudian salah satu jarinya sudah mengelus2 memekku. Otomatis aku mengangkangkan pahaku sehingga dia mudah mengakses memekku lebih lanjut. Aku melepas lilitan handuknya, segera kontolnya yang besar, panjang dan sangat keras aku genggam dan kocok2. "Nes, diisep dong", pintanya. Kepalanya kujilat2 sebentar kemudian kumasukkan ke mulutku. Segera kekenyot pelan2, dan kepalaku mengangguk2 memasukkan kontolnya keluar masuk mulutku, enyotannya jalan terus. "Ah, enak Nes, baru diisep mulut atas aja udah nikmat ya, apalagi kalo yg ngisep mulut bawah", erangnya keenakan. Tangannya terus saja mengelus2 memekku yang sudah basah karena napsuku sudah memuncak. "Nes, kamu udah napsu banget ya, memek kamu udah basah begini", katanya lagi. kontolnya makin seru kuisep2nya. Tiba2 dia mencabut kontolnya dari mulutku dan segera menelungkup diatas badanku. kontolnya diarahkan ke memekku, ditekannya kepalanya masuk ke memekku. terasa banget memekku meregang kemasukan kepala kontol yang besar, dia mulai mengenjotkan kontolnya pelan, keluar masuk memekku. Tambah lama tambah cepat sehingga akhirnya seluruh kontolnya yang panjang ambles di memekku. "Enak oom, kontol oom bikin memek Ines sesek, dienjot yang keras oom", rengekku keenakan. Enjotan kontolnya makin cepat dan keras, aku juga makin sering melenguh kenikmatan, apalagi kalo dia mengenjotkan kontolnya masuk dengan keras, nikmat banget rasanya. Gak lama dienjot aku udah merasa mau nyampe, "Oom lebih cepet ngenjotnya dong, Ines udah mau nyampe", rengekku. "Cepat banget Nes, aku belum apa2" jawabnya sambil mempercepat lagi enjotan kontolnya. Akhirnya aku menjerit keenakan "Oom, Ines nyampe oom, aah", aku menggelepar2 kenikmatan. Dia masih terus saja mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Tiba2 dia mencabut kontolnya dari memekku. "Kok dicabut oom, kan belum ngecret", protesku. Dia diem saja tapi menyuruh aku menungging di pinggir ranjang, rupanya dia mau gaya kontol. Segera kontolnya ambles lagi di memekku dengan gaya baru ini. Dia berdiri sambil memegang pinggulku. Karena berdiri, enjotan kontolnya keras dan cepat, lebih cepat dari yang tadi, gesekannya makin kerasa di memekku dan masuknya rasanya lebih dalem lagi, "Oom, nikmat", erangku lagi. Jarinya terasa mengelus2 pantatku, tiba2 salah satu jarinya disodokkan ke lubang pantatku, aku kaget sehingga mengejan. Rupanya memekku ikut berkontraksi meremas kontol besar panjang yang sedang keluar masuk, "Aah Nes, nikmat banget, empotan memek kamu kerasa banget", erangnya sambil terus saja mengenjot memekku. Sementara itu sambil mengenjot dia agak menelungkup di punggungku dan tangannya meremas2 toketku, kemudian tangannya menjalar lagi ke itilku, sambil dienjot itilku dikilik2nya dengan tangannya. Nikmat banget dientot dengan cara seperti itu. "Oom, nikmat banget dientot sama oom, Ines udah mau nyampe lagi. Cepetan enjotannya oom," erangku saking nikmatnya. Dia sepertinya juga udah mau ngecret, segera dia memegang pinggulku lagi dan mempercepat enjotan kontolnya. Tak lama kemudian, "Oom Ines mau nyampe lagi, oom, cepetan dong enjotannya, aah", akhirnya aku mengejang lagi keenakan. Gak lama kemudian dia mengenjotkan kontolnya dalem2 di memekku dan terasa pejunya ngecret. "Aah Nes, nikmat banget", diapun agak menelungkup diatas punggungku. Karena lemas, aku telungkup diranjang dan dia masih menindihku, kontolnya tercabut dari memekku. "Oom, nikmat deh, sekali enjot aja Ines bisa nyampe 2 kali. Abis ini giliran oom Dio ya", kataku. "Iya", jawabnya sambil berbaring disebelahku. Aku memeluknya dan dia mengusap2 rambutku. "Kamu pinter banget muasin lelaki ya Nes", katanya lagi. Aku hanya tersenyum, "Oom, Ines mau ke kamar mandi, lengket badan rasanya", akupun bangkit dari ranjang dan menuju ke kamar mandi.
Selesai membersihkan diri, aku keluar dari kamar mandi telanjang bulat, kulihat oom Dio sudah berbaring diranjang hanya mengenakan celana pendek. Kulihat kontolnya menonjol, rupanya dia sudah ngaceng berat menunggu gilirannya mekontol*i aku. Aku tersenyum saja dan berbaring disebelahnya. Dia segera mencium bibirku dengan penuh napsu. kontolnya keelus2 dari luar celananya. Lidahku dan lidahnya saling membelit dan kecupan bibir berbunyi saking hotnya berciuman. Tangannya juga mengarah kepahaku. Aku segera saja mengangkangkan pahaku, sehingga dia bisa dengan mudah mengobok2 memekku. Sambil terus mencium bibirku, tangannya kemudian naik meremas2 toketku. Pentilku diplintir2nya, "Oom enak, Ines udah napsu lagi oom", erangku. Tanganku segera membuka kolor celananya dan segera mengocok kontolnya yang sudah keras banget. Dia segera melepaskan celananya sehingga sama2 bertelanjang bulat. Kemudian ciumannya beralih ke toketku. Pentilku yang sudah mengeras segera diemutnya dengan penuh napsu, "Oom, nikmat oom", erangku. Diapun menindihku sambil terus menjilati pentilku. Jilatannya turun keperutku, kepahaku dan akhirnya mendarat di memekku. "Aah oom, enak banget oom, belum dientot udah nikmat banget", erangku. Aku menggeliat2 keenakan, tanganku meremas2 sprei ketika dia mulai menjilati memekku dan itilku. Pahaku tanpa sengaja mengepit kepalanya dan rambutnya kujambak, aku mengejang lagi, aku nyampe sebelum dientot. Dia pinter banget merangsang napsuku. Aku telentang terengah2, sementara dia terus menjilati memeku yang basah berlendir itu. Dia bangun dan kembali mencium bibirku, dia menarik tanganku minta dikocok kontolnya. Dia merebahkan dirinya, aku bangkit menuju selangkangannya dan mulai mengemut kontolnya. "Nes, kamu pinter banget sih", dia memuji. Cukup lama aku mengemut kontolnya. Sambil mengeluar masukkan di mulutku, kontolnya kuisep kuat2. Dia merem melek keenakan. Kemudian aku ditelentangkan dan dia segera menindihku. Aku sudah mengangkangkan pahaku lebar2. Dia menggesek2kan kepala kontolnya di bibir memekku, lalu dienjotkan masuk, "Oom, enak", erangku.Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk pelan2 sampai akhirnya blees, kontolnya nancep semua di memekku. "Nes, memekmu sempit banget, padahal barusan kemasukan kontol ya", katnya. "Tapi enak kan oom, abis kontol oom gede banget sampe memek Ines kerasa sempit", jawabku terengah. Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat, bibirku diciumnya. "Enak oom, aah", erangku keenakan. Enjotannya makin cepat dan keras, pinggulku sampe bergetar karenanya. Terasa memekku mulai berkedut2, "Oom lebih cepet oom, enak banget, Ines udah mau nyampe oom", erangku. "Cepet banget Nes, aku belum apa2", jawabnya. "Abisnya kontol oom enak banget sih gesekannya", jawabku lagi. Enjotannya makin keras, setiap ditekan masuk amblesnya dalem banget rasanya. Itu menambah nikmat buat aku "Terus oom, enak". Toketku diremas2 smabil terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk. "Terus oom, lebih cepat oom, aah, enak oom, jangan brenti, aakh..." akhirnya aku mengejang, aku nyampe, nikmat banget rasanya. Padahal dengan oom Odi, aku udah nyampe 2 kali, nyampe kali ini masih terasa nikmat banget. Memang oom Dio pinter muasin cewek. Aku memeluk pinggangnya dengan kakiku, sehingga rasanya makin dalem kontolnya nancep. Memekku kudenyut2kan meremas kontolnya sehingga dia melenguh, "Enak Nes, empotan memek kamu hebat banget, aku udah mau ngecret, terus diempot Nes", erangnya sambil terus mengenjot memekku. Akhirnya bentengnya jebol juga. Pejunya ngecret dalam memekku, banyak banget kerasa nyemburnya "Nes, aakh, aku ngecret Nes, nikmatnya memek kamu", erangnya. Dia menelungkup diatas badanku, bibirku diciumnya. "Trima kasih ya NEs, kamu bikin aku nikmat banget". Setelah kontolnya mengecil, dicabutnya dari memekku dan dia berbaring disebelahku. Aku lemes banget walaupun nikamt sekali. Tanpa terasa aku tertidur disebelahnya.

{ 1 komentar... Views All / Post Comment! }

iwan mengatakan...

bisa bisa si ines kenak penyaki aids

Posting Komentar